“Bentuk-Bentuk Amal Berbakti Kepada Orang tua”

Sobat yang di rahmati Allah subhanahuwata’ala, setelah kita menghayati akan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua dengan mengetahui hikmah-hikmahnya, selanjutnya yuk pahami apa saja bentuk-bentuk birrul walidain ( berbakti kepada kedua orang tua ) selama kehidupan di dunia ini, adalah sebagai berikut :

1. Memandang orang tua dengan pandangan cinta, penuh kasih dan gembira.
“ Seorang anak yang memandang kepada orang tuanya dengan pandangan cinta, akan dicatat Allah subhanahuwata’ala seperti amalan orang yang naik Haji Mabrur.” ( HR. Ar-Rafi’I dan Al Baihaqi )

2. Bersikap lemah lembut dan ucapan yang baik.
Imam Bukhori menjelaskan tentang firman Allah subhanahuwata’ala di atas. Beliau berkata :
“Tunduklah kepada ibu bapakmu seperti seorang hamba kepada majikannya yang keras dan ganas.”
Janganlah kau berjalan didepannya, jangan duduk sebelum dia duduk, jangan kau panggil dengan namanya dan jangan engkau memancing amarahnya.” ( HR. At-Thabrani )

Mau tahu bagaimana Rasulullah sholallahu’alaihi wassalam memperlakukan ibu susunya?
Suatu saat ketika beliau sedang berada di Madinah, ibu susunya datang mengetuk pintu rumahnya. Dengan segala hormat beliau mempersilahkan ibunya masuk dan sorban yang melilit dikepalanya dilepaskan, dan dihamparkan untuk alas duduk buat ibunya. Tuh kan sebegitu hormatnya sampai rela sorban yang biasanya di pakai untuk kepalanya dijadikan alas duduk ibunya. Biar lebih jelas lagi… buka deh Al Qur’an surat Al-Isro’ ayat 23-24.

۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". ( QS. Al-Isro : 23-24 )

Kata ‘ah’ boleh jadi sangatlah sederhana kalo kita ucapkan kepada teman kita. Tapi pengaruhnya akan berbeda kala kita ucapinnya untuk orang tua. Karena masalahnya bukan pada dua huruf itu, tapi ungkapan hati dibaliknya, rasa sakit hati dan kecewa orang tua. Itulah sebab murka Allah subhanahuwata’ala jangankan membentak, dongkol atau ngucapin sumpah serah dalam hati aja udah dilarang.

3. Minta izin sebelum masuk ke kamarnya
“Dan apabila anak-anak mu sudah mencapai usia baligh, maka haruslah mereka meminta izin padamu (untuk masuk) seperti halnya orang-orang sebelum mereka. ( QS. An-Nuur : 59 )

4. Berdiri menyambut ibu bapak
“Siti Fatimah binti Rasulullah apabila datang mengunjungi Rasulullah beliau bangkit menyongsongnya, mencium, dan mempersilahkan sang putri duduk ditempat duduk beliau. Begitu juga jika Nabi Sholallahu’alaihi wassalam datang mengunjungi buah hatinya, Fatimah bangun menyongsong beliau, mencium dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya.” ( HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi )

5. Mendo’akan Ayah bunda
Salah satu kewajiaban anak dengan ayah dan bundanya adalah mendo’akannya. Mendo’akan orang tua dilakukan oleh seorang anak semenjak mereka masih hidup sampia meninggal dunia. Diantara do’a yang diajarkan Allah subhanahuwa’ata buat orang tua adalah :

وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya : “…..dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". ( QS. Al-Isro : 24 )

مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا ۖ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya : “Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab. ( QS. Al Mukmin : 40 )

Kalo diantara orang tua kalian adalah non muslim dan masih hidup, maka kita boleh mendo’akannya agar mendapatkan hidayah dari Allah subhanahuwata’ala, sehingga menjadi orang muslim dan mukmin yang patuh kepada perintah Allah subhanahuwata’ala.
Sedangkan jika orang tua sudah meningggal sedangkan ia tidak membawa iman maka sang anak tidak perlu lagi mendo’akannya, Karena segalanya sudah selesai dan dia telah menempuh jalan hidupnya sendiri dan jelas untuk mempertanggung jawabkannya. Ngeri ya…! Na’udzubillahi min dzaalik.

6. Ringankan beban keduanya.
Kalo zaman sekarang kayaknya banyak dari anak malah membebani kedua orang tua. Mmenyuruh ibunya layaknya kepada seorang pesuruh, ngambek kalo keinginannya tidak terpenuhi.

Dalam sebuah riwayat, dipelataran ka’bah terdapat seseorang yang sedang thawaf sambil menggendong ibu tentu bukan pekerjaan yang ringan. Selesai putaran thawaf orang itu menemui Rasulullah sambil bertanya, “Ya Rasulullah apakah aku telah memberikan hak ibu ku? “Rasulullah menjawab seketika itu , “Tidak! Bahkan seujung kuku pun tidak.”

Coba kita mau tanya nih ? Siapa diantara kalian yang pernah menggendong ibunya ? Jangankan thawaf… menggendong ibu pergi ke warung deh ? Siapa coba ? Kita yakin belum ada tuh. Boro boro gendong … disuruh mijit aja masih ngedumel.
Bayangi bo! Ternyata kalaupun kita persembahin seluruh kemampuan ini buat orang tua kita, kagak bisa deh ngebalas setetes air susu ibu pun. Kalaupun kita haturkan siang malam buat mereka, kagak terbalas tuh setetes keringat ayah pun. Dahsyat ga sobat !

7. Menta’ati selama bukan maksiat
Jangan salah kaprah man… mentang-mentang kudu patuh, lantas kita buta terhadap perintah orang tua. Di suruh beli nomer….nurut aja. Disuruh ngutil ke supermarket …nurut. Disuruh buka jilbab… nurut juga. Ya ngga gitu juga …! Islam tuh dah komplit aturannya. Gimana kalo ada orang tua yang nyuruh ngga benar.

Simak kisah dibawah ini :
“Aku orang yang sangat berbakti kepda ibuku,”kata Mush’ab bin Umair radhiyallahu anhu. Mush’ab memang dikenal sebagai orang yang sangat hormat dan taat kepada ibunya. Hubungan antara anak dan ibu ini banyak membuat orang iri. Sangat harmonis, penuh kasih sayang.
Hingga suatu hari, Makkah menjadi saksi keislaman Mush’ab. Ibunya, Hamnah binti Abu sufyan segera mengetahui keislaman putranya yang dikasihinya itu. Dari sinilah muncul persoalan, sang ibu tidak menyetujui perubahan pada anaknya. Ibunya tetap menginginkan Mush’ab pada keyakinan nenek moyang nya.
Sebagai usaha agar Mush’ab mau mengurungkan niatnya, ibunya mengancam, “ Kamu tinggalkan agamamu itu atau aku tidak makan tidak minum hingga aku mati dan kamu akan dihina manusia sebagai pembunuh ibunya sendiri”

Pagi itu ibunya benar-benar tidak makan. Hingga malam tiba tidak sebutir gandum dan setetes airpun yang masuk ketubuhnya. Mush’ab hanya diam. Pagi hari kedua, ibunya tetap bersiteguh tidak mau makan dan minum. Kondisinya menjadi lemah. Malam itu Mush’ab menyaksiskan ibunya yang tidak memiliki tenaga, masih tetap diam. Memasuki hari ke tiga, ibunya tidak main-main, Dia tetap tidak mau menyentuh makanan dan minuman. Keadaannya makin memperhatinkan.

Barulah pada hari berikutnya. Mush’ab menunjukkan sikapnya, “ Ibunda, Kalau ibu mempunyai seratus nyawa dan nyawa ibu keluar satu per satu , aku tidak akan meninggalkan agamaku ini. jika ibu mau, makanlah dan jika ibu memilih tidak mau makan maka silahkan.” Melihat kesungguhan Mush’ab, ibunya yang sudah tidak berdaya itu akhirnya mau makan.
Mengenai kisah Mush’ab ini Rasulallahu shollahu’alaihi wassalam pernah memberikan batasan:
“ Tidak boleh taat kepada makhluk untuk maksiat kepada kholiq ( Pencipta ).” ( HR. Muslim dan at-Tirmidzi )
So… kalo permintaan orang tua sudah tidak sejalan dengan perintah agama, kita harus bisa wajib nolaknya, tapi jangan salah tafsir ya,… mesti gitu tetap aja kita harus memperlakukan mereka dengan baik. Sekalipun orang tua kita berbeda keyakinan, hukum berbakti kepada keduanya tetap wajib.

Asma’ binti abu bakar Ash-shiddiq bercerita, “Ibuku yang masih kafir musyrik datang menemuiku di masa Rasulallah shollahu’alaihi wassalam. Maka aku bertanya kepada Rasulallahu shollahu’alaihi wassalam : “Ibuku datang menemuiku dengan mengharapkan hubugan baik denganku. Apakah boleh saya menemuinya ? “Rasulallahu shollahu’alaihi wassalam menjawab : Jalinlah hubungan dengan ibumu! “ ( HR. Bukhori dan Muslim ).

Jadi untuk hal-hal yang bersifat duniawi, ketaatan kita kepada orang tua tidak perlu memandang agama dan keyakinan, namun jika sudah berurusan dengan agama barulah berlaku hukum di atas.Dan tentu saja, penolakan tersebut gak boleh disertai dengan sikap kasar, yang malah melanggar nilai agama. Perintah orang tua yang melanggar agama harus ditolak dengan sebaik mungkin. Allah subhanahuwata’ala berfirman :

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِن جَٰهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ ۚ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya :” Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( QS. Al Ankabut : 8 ).

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya : “ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( QS. Luqman : 15 )
Semoga Allah subhanahuwata’ala menuntun kita untuk dapat mengamalkan bentuk-bentuk amal berbakti kepada orang tua selama bermu’amalah di dunia ini.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Artikel Lainnya


Lihat Semua

Jadwal Sholat