IBROH DARI PERISTIWA ISRA MI'RAJ

Allah ta’ala berfirman :
‎(بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ)
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat
(Surat Al-Isra’ 1)
Diantara peristiwa yang sangat penting yang diabadikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Quran dan As-Sunnah adalah peristiwa Isra Mi’raj. Ini adalah sebuah peristiwa yang penting karena ia merupakan bagian dari kisah Al Qur’an dan diantara keistimewaan kisah Al Qur’an adalah memiliki nilai pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan. Isra dan Mi’raj adalah Universitas Kehidupan dimana, ia mendidik umat islam untuk menjadi Khaira Ummah (ummat terbaik) maka, diantara pelajaran dan Ibrah yang dapat dipetik dari peristiwa Isra dan Mi’raj adalah:
‎الابتلاء الإيماني
(Ujian Keimanan),
Iman bukan hanya sekedar kalimat yang diucapkan, bukan sekadar pengakuan dan bukan sekedar penetapan, begitu banyak didunia ini bahkan dizaman Nabi, manusia yang mengaku beriman tetapi ucapannya nya itu ditolak oleh Allah karena hanya sebatas pengakuan saja. Firman Allah ta’ala,
‎(وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن یَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِینَ)
Dan di antara manusia ada yang berkata, Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.
(Surat Al-Baqarah 8)
Ia memberikan pelajaran yang sangat penting ketika orang-orang kafir Quraisy mendengar berita Isra’ dan Mi’raj ini mereka mentertawakan, mengejek Nabi dan ajarannya, tetapi datanglah Abu Bakar As-Shiddiq ketika ditanya tentang peristiwa tersebut beliau berkomentar, Jangankan hanya sekedar perjalanan Isra dan Mi’raj yang hanya satu malam, kalaupun seandainya Nabi memberikan kabar yang lebih aneh dari pada itu saya beriman dan yakin karena Nabi tidak pernah bohong. Inilah logika seorang mukmin, ketika berita itu datangnya dari Al-Quran dan Assunnah meskipun tidak masuk akal, tidak ada perkataan ia selain kami dengar dan taat. Inilah ciri mukmin sejati yang diabadikan Allah dalam Al Quran. Firman Allah ta’ala,
‎(إِنَّمَا كَانَ قَوۡلَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ إِذَا دُعُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِیَحۡكُمَ بَیۡنَهُمۡ أَن یَقُولُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۚ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ)
Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, Kami mendengar, dan kami taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung
(Surat An-Nur 51)
Sehingga seorang mukmin sejati akan menjadikan akalnya, pendapatnya, kecenderungannya dan segala potensi dalam dirinya harus tunduk dibawah wahyu, dia tidak akan berani mendahulukan akal dan pendapatnya karena dia menyadari bahwa Akal dan pendapatnya bisa benar dan bisa salah sementara wahyu Allah pastilah benar Sehingga Nabi dalam hadits bersabda,
‎عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : “لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ”
Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mau mengikuti apa yang aku bawa (HR Baihaqi)
- Kitab Sirah Nabawiyah Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri

Artikel Lainnya


Lihat Semua

Jadwal Sholat